Kamis, 24 Oktober 2013

SINTAKSIS : Analisis kalimat menurut Ramlan

Kelompok Lima
 ¯   Aprilina Savitri
 ¯   Deden Fahmi Fadhilah
 ¯   M.Indra
 ¯   Sapta Wiguna
Analisis kalimat menurut Ramlan
Berdasarkan strukturnya kalimat suruh dapat di golongkan menjadi empat golongan, yaitu :
1.      Kalimat Suruh yang Sebenarnya
2.      Kalimat Persilahan
3.      Kalimat Ajakan
4.      Kalimat Larangan
Kalimat Suruh yang Sebenarnya
Ditandai oleh pola intonasi suruh. Selain daripada itu, apabila P-nya terdiri dari kata verbal intransitif, bentuk kata verbal itu tetap, hanya partikel lah dapat di tambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah. S-nya yang berupa persona ke dua boleh dibuang boleh juga tidak. Misalnya :
Ø  Tertawalah engkau sepuas-puasnya!
Apabila P-nya tardiri dari kata verbal transitif. Kalimat suruh yang sebenarnya selain ditandai oleh intonasi suruh, juga tidak adanya prefiks meN- pada kata verbal transitif itu.
Partikel lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus kalimat suruh. Misalnya :
Ø  Carilah buku baru ke perpustakaan!
Ø  Buku baru carilah ke perpustakaan
Apabila kata kerja transitif di gunakan absolut, maksudnya tidak diikuti O, prefiks meN-itu hilang. Misalnya :
Ø  Kalau Sdr.ingin menjahit, menjahitlah di sini !
Kata tolong dapat dipakai di muka kata kerja yang benefaktif (kata kerja yang menyatakan tindakan bukan untuk kepentingan pelakunya. Misalnya :
Ø  Tolong tuliskan tugas !
Kalimat persilahan.
            Selain ditandai oleh kalimat suruh, kalimat persilahan ditandai oleh penambahan kata silahkan yang diletakan di awal kalimat. S kalimat boleh dibuangkan , boleh juga tidak. Misalnya:
Ø  Sialahkan Bapak duduk di sini!
Kalimat Ajakan
Berfungsi dalam hubungan situasi dan mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan. Dengan kata lain tindakan itu dilakukan oleh kata. Di samping ditandai oleh kalimat suruh, kalimat ini ditandai oleh kata-kata ajakan seperti : kata mari dan ayo yang diletakkan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus ajakan. Subjek kalimat boleh dibuangkan, boleh juga tidak. Misalnya :
Ø  Mari kita berangkat sekarang!
Ø  Ayolah duduk di depan!
Kalimat Larangan
Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat larangan ditandai juga oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan. Subjek kalimat boleh dibuangkan, boleh juga tidak. Misalnya :
Ø  Jangan engkau membaca buku ini!
Ø  Janganlah suka menyakiti hati orang!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 24 Oktober 2013

SINTAKSIS : Analisis kalimat menurut Ramlan

Kelompok Lima
 ¯   Aprilina Savitri
 ¯   Deden Fahmi Fadhilah
 ¯   M.Indra
 ¯   Sapta Wiguna
Analisis kalimat menurut Ramlan
Berdasarkan strukturnya kalimat suruh dapat di golongkan menjadi empat golongan, yaitu :
1.      Kalimat Suruh yang Sebenarnya
2.      Kalimat Persilahan
3.      Kalimat Ajakan
4.      Kalimat Larangan
Kalimat Suruh yang Sebenarnya
Ditandai oleh pola intonasi suruh. Selain daripada itu, apabila P-nya terdiri dari kata verbal intransitif, bentuk kata verbal itu tetap, hanya partikel lah dapat di tambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah. S-nya yang berupa persona ke dua boleh dibuang boleh juga tidak. Misalnya :
Ø  Tertawalah engkau sepuas-puasnya!
Apabila P-nya tardiri dari kata verbal transitif. Kalimat suruh yang sebenarnya selain ditandai oleh intonasi suruh, juga tidak adanya prefiks meN- pada kata verbal transitif itu.
Partikel lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus kalimat suruh. Misalnya :
Ø  Carilah buku baru ke perpustakaan!
Ø  Buku baru carilah ke perpustakaan
Apabila kata kerja transitif di gunakan absolut, maksudnya tidak diikuti O, prefiks meN-itu hilang. Misalnya :
Ø  Kalau Sdr.ingin menjahit, menjahitlah di sini !
Kata tolong dapat dipakai di muka kata kerja yang benefaktif (kata kerja yang menyatakan tindakan bukan untuk kepentingan pelakunya. Misalnya :
Ø  Tolong tuliskan tugas !
Kalimat persilahan.
            Selain ditandai oleh kalimat suruh, kalimat persilahan ditandai oleh penambahan kata silahkan yang diletakan di awal kalimat. S kalimat boleh dibuangkan , boleh juga tidak. Misalnya:
Ø  Sialahkan Bapak duduk di sini!
Kalimat Ajakan
Berfungsi dalam hubungan situasi dan mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan. Dengan kata lain tindakan itu dilakukan oleh kata. Di samping ditandai oleh kalimat suruh, kalimat ini ditandai oleh kata-kata ajakan seperti : kata mari dan ayo yang diletakkan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus ajakan. Subjek kalimat boleh dibuangkan, boleh juga tidak. Misalnya :
Ø  Mari kita berangkat sekarang!
Ø  Ayolah duduk di depan!
Kalimat Larangan
Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat larangan ditandai juga oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan. Subjek kalimat boleh dibuangkan, boleh juga tidak. Misalnya :
Ø  Jangan engkau membaca buku ini!
Ø  Janganlah suka menyakiti hati orang!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar