Sekilas tentang isi buku
“Kau
mau jadi ini?” Aku melihat gambar itu. “Ali, kau harus sekolah dulu jika
mau jadi ini. Sayangnya, semua dokter harus bisa bicara. Nanti, kalau ada
pasien yang sakit, kau mau memberi tahunya dengan apa? Ketika kau belajar
dan guru bertanya, kau akan jawab dengan apa? Kau akan mendeskripsikan
penyakit dan bertanya kepada pasien dengan apa?”
***
Kesepian yang menghinggapi Leila di awal masa keindahannya ke Teheran,
Iran, luruh saat bertemu dengan Ali. Ali yang tak mau bicara. Ali yang
bagaikan boneka hidup. Ali yang selalu menemani hari-harinya. Dan, Ali juga
yang membawanya berkenalan dengan Khafsah serta tiga anak laki-laki
keluarga Khan; Faris, Ma’arif, dan Djalaluddin. Keenamnya terikat
persahabatan yang rumit di bawah langit Teheran. Hingga, Leila memutuskan
kembali ke negara asal ibunya, Indonesia.
Nasib akhirnya membawa Leila kembali ke Teheran lima belas tahun kemudian.
Menelusuri jejak masa kecilnya, Leila mendapati segalanya telah berubah.
Lantas, apa yang telah terjadi pada kelima sahabatnya? Akankah pada
akhirnya Ali memperdengarkan suaranya? Bagaimanakah perjuangan Leila
mengumpulkan mozaik masa lalu demi mengisi kekosongan hatinya? Apa yang ia
temukan di akhir perjalanannya?
Dengan perpaduan latar Teheran, Indonesia, dan Prancis
yang apik, kisah demi kisah yang tersaji mengajak Anda melakukan perjalanan
akan pencarian makna persahabatan dan cinta. Sungguh menyentuh!
Ini adalah Teheran dalam toplesku. Toples yang menyimpan segalanya dengan
sangat rapi dan ringkas. Toples yang sangat berharga dan bisa aku bawa ke
mana pun. Isinya tak mampu ditawar oleh siapa pun, termasuk jutawan kaya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar