Kelompok Lima
¯ Aprilina Savitri
¯ Deden Fahmi Fadhilah
¯ M.Indra
¯ Sapta Wiguna
Analisis
kalimat menurut Ramlan
Berdasarkan
strukturnya kalimat suruh dapat di golongkan menjadi empat golongan, yaitu :
1. Kalimat
Suruh yang Sebenarnya
2. Kalimat
Persilahan
3. Kalimat
Ajakan
4. Kalimat
Larangan
Kalimat Suruh yang Sebenarnya
Ditandai
oleh pola intonasi suruh. Selain daripada itu, apabila P-nya terdiri dari kata
verbal intransitif, bentuk kata verbal itu tetap, hanya partikel lah dapat di tambahkan pada kata verbal
itu untuk menghaluskan perintah. S-nya yang berupa persona ke dua boleh dibuang
boleh juga tidak. Misalnya :
Ø Tertawalah
engkau sepuas-puasnya!
Apabila
P-nya tardiri dari kata verbal transitif. Kalimat suruh yang sebenarnya selain
ditandai oleh intonasi suruh, juga tidak adanya prefiks meN- pada kata verbal transitif itu.
Partikel
lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus kalimat suruh.
Misalnya :
Ø Carilah
buku baru ke perpustakaan!
Ø Buku
baru carilah ke perpustakaan
Apabila
kata kerja transitif di gunakan absolut, maksudnya tidak diikuti O, prefiks
meN-itu hilang. Misalnya :
Ø Kalau
Sdr.ingin menjahit, menjahitlah di sini !
Kata
tolong dapat dipakai di muka kata kerja yang benefaktif (kata kerja yang
menyatakan tindakan bukan untuk kepentingan pelakunya. Misalnya :
Ø Tolong
tuliskan tugas !
Kalimat persilahan.
Selain ditandai oleh kalimat suruh,
kalimat persilahan ditandai oleh penambahan kata silahkan yang diletakan di awal kalimat. S kalimat boleh dibuangkan
, boleh juga tidak. Misalnya:
Ø Sialahkan
Bapak duduk di sini!
Kalimat Ajakan
Berfungsi
dalam hubungan situasi dan mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan.
Dengan kata lain tindakan itu dilakukan oleh kata. Di samping ditandai oleh
kalimat suruh, kalimat ini ditandai oleh kata-kata ajakan seperti : kata mari dan ayo yang diletakkan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan
pada kata tersebut untuk memperhalus ajakan. Subjek kalimat boleh dibuangkan,
boleh juga tidak. Misalnya :
Ø Mari
kita berangkat sekarang!
Ø Ayolah
duduk di depan!
Kalimat Larangan
Di
samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat larangan ditandai juga oleh
adanya kata jangan di awal kalimat.
Partikel lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan.
Subjek kalimat boleh dibuangkan, boleh juga tidak. Misalnya :
Ø Jangan
engkau membaca buku ini!
Ø Janganlah
suka menyakiti hati orang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar